AWAN OMBAK DAN PERAHU
(Teruntuk Sahabatku)
Yang mulya kurindu canda tawanya
Kupersembahkan sepucuk puisi untuknya
Dulu kita adalah Awan
Yang saling kejar-mengejar Gairah kesucian
Yang sering melampiaskan rasa bersama lautan
Dan dahulu kita seperti perahu
Saling menunggu diatas pembaringan Rindu
SAHABA....T..T..T
Kita pernah berjanji
Untuk saling melingkarkan kesetiaan pada terik Matahari
Tapi, hujan yang mengutukmu untuk saling memalingkan wajah denganku
Bahkan kau mencampakkan aku dalam sampah pengkhianatan!...
“Daun yang jatuh,tak pernah membenci Angin”
Dulu adalah awan
Dulu adalah ombak
Dan itu dulu
Saat yang kini mulai kurindu
Entah harus bagaimana mengatakannya
Sedang...........
Aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan
Aku hanya bisa memikirkanmu dalam kesunyian malam
Aku hanya bisa menunggu ...........
Seperti dulu lagi
Susah senag yang kini kita hanya tinggal sepi.
Tuhan......
Bila sahabat tak lagi berarti
Bila sahabat tak lagi mengerti
Bila sahabat tak seindah dulu lagi
Mugkin,......
Bawalah aku pergi Tuhan
Dalam hangatnya
Dekapan Bumi..........
Dan kuharap, persahabtan kita
Tak akan pernah berpisah
Karena kita adalah seperti awan , ombak dan perahu
Yang saling melengkapi rasa
Diantara perahu penikmat senja.
“ SAHABTA KEMBALILAH... ... “
Sukorejo, 05 s/d 07 Februari 2018
Pena : Syarif Hidayatullah (Kangayan-saobi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar