PENUTUPAN TA`ARUF
(SANTRI AKTIFIS DAN PREMAN PENSIUN)
1. Pagi itu dihari terakhir bulan puasa Kiai sedang memberikan nasehat untuk berbuat baik dan berdakwah menginsafkan preman kepada para santri-santrinya diruang aula. Para santripun mengangguk ta`dzim. Santri Pecandu Buku dan Santri Aktifispun paham.
2. Malam harinya tepat dimalam takbiran, ditempat yang berbeda para preman sedang pesta miras. Mereka mabuk dan berjoget bersama dengan diringi musik dugem takbiran.
3. Beberapa menit kemudian datanglah tiga warga untuk menegur mereka. Tapi sayang para warga itu terluka oleh tebasan T-A-L-E-B-E-N-G. Senjata has Kangean yang berbahaya.
4. Sejenak kemudian datanglah Santri Pecandu Buku melintasi tempat itu dan menegur para preman itu. Sayang seribu sayang mental Santri Pecandu Buku itu seperti krupuk. Mereka lari tunggang langgang setelah diancam dengan A-R-E-K L-A-N-C-O-R A-J-E-M. Senjata has Kangean yang mematikan.
5. Beberapa menit kemudian Santri Aktifis juga melintasi tempat itu. Santri Aktifis sempat kaget melihat tiga warga yang tergeletak terluka. Akhirnya Santri Aktifis mengajak baik-baik untuk berdiplomasi kepada preman. Para Santri Aktifis menuntut pertanggung jawaban dari pihak preman. Namun para preman malah mengancamnya dengan senjata tajam. Akhirnya, berkat kepandaiannya didalam berdiplomasi akhirnya Santri Aktifis bisa membawa korban yang terluka.
6. Besok malamnya lagi para preman itu sedang miras lagi ditempat yang sama. Lucunya, Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat ikut pesta dan berjoget bersama. Mereka menikmati malam itu dengan jiwa yang N-G-E-F-L-A-Y alias ON.
7. Beberapa menit kemudian tanpa diduga polisi telah berhasil mengepungnya dan menggiring mereka keruang lapas. Akhirnya mereka tertangkap karena jasa Santri Aktifis yang melapornya.
8. Beberapa tahun kemudian polisi membawa tahanan kepesantren dimana para Santri Pecandu Buku dan Santri Aktifis mondok. Akhirnya para preman itu bertobat. Walhasil, para preman itu pensiun berkat jiwa pemberani Santri Aktifis.
Oleh: Tn. Michael Afif
1. Pagi itu dihari terakhir bulan puasa Kiai sedang memberikan nasehat untuk berbuat baik dan berdakwah menginsafkan preman kepada para santri-santrinya diruang aula. Para santripun mengangguk ta`dzim. Santri Pecandu Buku dan Santri Aktifispun paham.
2. Malam harinya tepat dimalam takbiran, ditempat yang berbeda para preman sedang pesta miras. Mereka mabuk dan berjoget bersama dengan diringi musik dugem takbiran.
3. Beberapa menit kemudian datanglah tiga warga untuk menegur mereka. Tapi sayang para warga itu terluka oleh tebasan T-A-L-E-B-E-N-G. Senjata has Kangean yang berbahaya.
4. Sejenak kemudian datanglah Santri Pecandu Buku melintasi tempat itu dan menegur para preman itu. Sayang seribu sayang mental Santri Pecandu Buku itu seperti krupuk. Mereka lari tunggang langgang setelah diancam dengan A-R-E-K L-A-N-C-O-R A-J-E-M. Senjata has Kangean yang mematikan.
5. Beberapa menit kemudian Santri Aktifis juga melintasi tempat itu. Santri Aktifis sempat kaget melihat tiga warga yang tergeletak terluka. Akhirnya Santri Aktifis mengajak baik-baik untuk berdiplomasi kepada preman. Para Santri Aktifis menuntut pertanggung jawaban dari pihak preman. Namun para preman malah mengancamnya dengan senjata tajam. Akhirnya, berkat kepandaiannya didalam berdiplomasi akhirnya Santri Aktifis bisa membawa korban yang terluka.
6. Besok malamnya lagi para preman itu sedang miras lagi ditempat yang sama. Lucunya, Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat ikut pesta dan berjoget bersama. Mereka menikmati malam itu dengan jiwa yang N-G-E-F-L-A-Y alias ON.
7. Beberapa menit kemudian tanpa diduga polisi telah berhasil mengepungnya dan menggiring mereka keruang lapas. Akhirnya mereka tertangkap karena jasa Santri Aktifis yang melapornya.
8. Beberapa tahun kemudian polisi membawa tahanan kepesantren dimana para Santri Pecandu Buku dan Santri Aktifis mondok. Akhirnya para preman itu bertobat. Walhasil, para preman itu pensiun berkat jiwa pemberani Santri Aktifis.
Oleh: Tn. Michael Afif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar