Blogger

Bukan Hanya bisa IT tapi juga mempunyai Akhlakul Karimah yg memadai, yg pasti mengabdi dan bisa mengaji!

Kumpulan Puisi Dari 10 Pengarang Puisi Terkenal di Indonesia!


PARA PEMINUM
Karya : sutardji calzoum bachri

Di lereng lereng
Para peminum
Mendaki gunung mabuk
Kadang mereka terpeleset  Jatuh
Dan mendaki lagi  Memetik bulan
Di puncak
Mereka oleng
Tapi mereka bilang
Kami Takkan Karam
Dalam lautan bulan
Mereka nyanyi nyanyi
Jatuh
Dan mendaki lagi
Di puncak gunung mabuk
Mereke berhasil memetik bulan
Mereka mneyimpan bulan
Dan bulan menyimpan mereka di puncak
Semuanya diam dan tersimpan


HERMAN
Karya: sutardji calzoum bachri

Herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan
Tak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuh
Tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah
Tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan
Tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut
Tak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa

Di mana herman? Kau tahu?

Tolong herman tolong tolong tolong tolongtolongtolongtolongngngngngng!

MATA HITAM
Karya : WS Rendra

Dua mata hitam adalah matahati yang biru
Dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
Dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
Kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
Secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.

AKU BERADA KEMBALI
Karya : Chairil Anwar

Aku berada kembali. Banyak yang asing:
Air mengalir tukar warna,kapal kapal,elang-elang
Serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
Rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
Juga disinari matari lain.hanya kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
Lebih lengang pula ketika berada antara
Yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
Ditarik gelisah yang sebentar-sebentar

Seterang guruh 1949

PADA SUATU HARI NANTI
Karya : Supardi  Djoko Damono

Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.

DARI BENTANGAN LANGIT
Karya  :Emha Ainun Najib

Dari bentangan langit yang semu
Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
Menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
Datang kepadamu, ia, kemarau itu
Dari tuhan, yang senantia diam
Dari tangan-nya. Dari tangan yang dingin dan tak menyapa
Yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.

1997

SEBUAH JAKET BERLUMURAN DARAH
Karya: Taufik Ismail

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan!



HANYA DALAM PUISI
Karya : Ajip Rosidi

Dalam kereta api
Kubaca puisi: Willy dan Mayakowsky
Namun kata-katamu kudengar
Mengatasi derak-derik deresi.
Kulempar pandang ke luar:
Sawah-sawah dan gunung-gunung
Lalu sajak-sajak tumbuh
Dari setiap bulir peluh
Para petani yang terbungkuk sejak pagi
Melalui hari-hari keras dan sunyi.
Kutahu kau pun tahu:
Hidup terumbang-ambing antara langit dan bumi
Adam terlempar dari surga
Lalu kian kemari mencari Hawa.
Tidakkah telah menjadi takdir penyair
Mengetuk pintu demi pintu
Dan tak juga ditemuinya: Ragi hati
Yang tak mau Menyerah padasituasi?
Dalam lembah menataplah wajahmu yang sabar.
Dari lembah mengulurlah tanganmu yang gemetar.
Dalam kereta api
Kubaca puisi: turihan-turihan hati
Yang dengan jari-jari besi sang Waktu
Menentukan langkah-langkah Takdir:
Menjulur
Ke ruang mimpi yang kuatur sia-sia.
Aku tahu.
Kau pun tahu. Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti.

1968

SURAT DARI IBU     
Karya : Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku saying pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang dan warna senja belum kemerah-merahan menutup pintu waktu lampau.
Jika bayang telah pudar dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !
Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”



SEBELUM LAUT BERTEMU LANGIT
Karya : Eka Budianta

Seekor penyu pulang ke laut
Setelah meletakkan telurnya di pantai
Malam ini kubenamkan butir-butir
Puisiku di pantai hatimu
Sebentar lagi aku akan balik ke laut.
Puisiku – telur-telur penyu itu
Mungkin bakal menetas
Menjadi tukik-tukik perkasa
Yang berenang beribu mil jauhnya
Mungkin juga mati
Pecah, terinjak begitu saja
Misalnya sebutir telur penyu
Menetas di pantai hatimu
Tukik kecilku juga kembali ke laut
Seperti penyair mudik ke sumber matahari
Melalui desa dan kota, gunung dan hutan
Yang menghabiskan usianya
Kalau ombak menyambutku kembali
Akan kusebut namamu pantai kasih
Tempat kutanamkan kata-kata
Yang dulu melahirkan aku
Bergenerasi yang lalu
Betul, suatu hari penyu itu
Tak pernah datang lagi ke pantai
Sebab ia tak bisa lagi bertelur
Ia hanya berenang dan menyelam
Menuju laut bertemu langit
Di cakrawala abadi

Jakarta, 2003



Sumber : http://secarikpengetahuan.blogspot.com/2013/05/kumpulan-puisi-dari-10-pengarang-puisi.html

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Random Banner

Efek




SANTREH ANONYMOUS TEKNIK SOKARAJJHE


Efek Cursor

Cursor

Blue Fire Pointer