HARI SANTRI MENYONGSONG KEMERDEKAAN
Mencintai tanah air merupakan suatu keharusan untuk mewujutkan suatu tujuan, di dalam melaksanakan suatu kewajiban , hal ini memang di anjurkan bagi seluru umat.Satra arab mengatan ‘’barang siapa tidak cinta tanah air berarti, ia itdak memiliki sejarah dan barang siapa tidak memiliki sejarah akan terlupakan’’.Namun Negara jangan jadikan gayah melainkan sebagai wasialah untuk mencapai suatu tujuan , agar tidak terjadi dikatomi di antara beberapa pihak .
Untuk memperoleh suatu Negara tidak luput dari perjuangan. Betapa pentingnya suatu Negara, parah pahlawan-pahlawan kita selalu berjuang. Berbicara perjuangan kita harus mengingat sejarah nabi, bagaiman nabi berjuang demi untuk mendapatkan Negara, betapa pentingnya suatu nagara nabi pun setelah hijrah kemadinah beliau kembali lagi ke mekkah,itu pun belum selesai perjuangan beliau. sehingga islam tersebar kepenjuru dunia.berapa cobaan yang menimpa beiau manun beliau tetap selalu bersabar dan berjuang demi islam.
Perjuangan atau pendek katanya jihat adalah suatu perlawanan untuk melawan suatu kedaliman, pertumpahan dara, pembantaiyan dan sebagainya. Di dalam memerangi janganlah memerangi orangnya manun perangilah sifat yang ada pada orang tersebut, begitulah nabi mengajarkan.
Negara sebagai wasilah merupakan keharusan, tidak seperti Negara yang mayoritas islam , yang mana Negara di jadikan tujuan sehingga apa yang terjadi pembantaiyan dimana-mana,ketika ada kelompok yang menoritas melakukan hal yang tidak sesusai.
Anihnya di Negara kita ini walaupun manyuritas islam, para ulamak sangat kereatif sekali, Negara di jadikan perantara untuk mendapatkan suatu tujuan , dan agama dimudif dengan sedemikian ruapa sehingga dikenal dengan islam nusantara yang bersifat muderat dan absulout. Sehingga sanngat mudah menyebarkan islam tampa merubah budaya yang ada di daerah tersebut. Para wali songo menyebarkan islam dengan menggunakan sini dan Para ulamak syalafunassaleh mendirikan pesantren-pesantren dengan tujuan bagaimana islam mudah di terimah dan menyebar kemana-mana.
Pesantren mendidik santri bukan sebagai markas radikalis . oleh karenanya ketika kita, melihat pesantren harus memilah dan memilih. Pesantren adalah lembaga yang mendidik santrinya mempuni di bidang agama dan dan mempertahan kan nilai-nilai yg di ajarkan oleh syalafunassaleh. Namun ada juga pesantren tidak cumak di bidang itu saja manun di didik untuk bangsa dan Negara, seperti dauhnya keai keras matik K.HR. AS’AD SAMSUL ARIFIN ‘’Santrena engkos penge pade ben santena sunan ampel’’ bahasa Madura santri saya bagaimana juga seperti santrinya sunan ampel tidak cumak jadi keai atau ustads manun juga bagaimana jadi negarawan, sastrawan , budayawan dan sebainya. Ini dalam artian santri bukan haya menenteng kitab kelasik.
Tanggal 20 november setelah keai HASYIM AS’ARI mengeluarkan fatwanya yg di kenal dengan resolosi jihat itu dipelopori oleh santri terutama yang ada di jawa timur , manun hal ini hampir di lupakan oleh Negara.
Ada tiga poin yg terkandung di dalam resolusi jihat:
1. Setiap muslim wajib memerangi orang kafir yang menghalangi kemerdekaan Indonesia.
2. Pejuang yg mati dalam peperangan kemerdekaan Indonesia lanyak di sebut suhadak.
3. Warga Indonesia yang mihak penjajah di anggap sebagai pemecah persatuan nasional sehingga harus dihukum mati.
Resolusi jihat ini di tulis dengan tulisan bagon oleh kiai hasyim dan di suarakan melui radio oleh BUNG TOMO, sehingga membuat para pejuang berkobar-kobar semangatnya terutama santri, ketentuan itu haya wajib bagi orang yang jaraknya kepada kejadian itu tidak sampai mengkasar salat. Manum pemerintah hampir melupakan hal tersebu.
Hari nasional santri merupakan memintum untuk mereflek lagi sejarah, ahir-ahir ini santri di ejek dengan kata lain kolotan ,kampungan dan sebagainya, padahal santri puyak sebangsi kepada negri ini. oleh karenanya momentum ini bagaimana bisa mewadahi semangat santri, tahun 2004 negri ini di pimpin oleh santri yaitu GUSDUR ini menandakan bahwa santri bisa, dengan pendek kata- pejuang.
Anehnya santri yg selalu menenteng kitab kelasik ironisnya lambat informasi bisa berperan di dunia maya dengan apa , dengan buku-buku yang ia karang, sekarang ini banyak santri berperan di pemerintahan untuk apa, mengabdikan diri kepda Negara, tanpa jasa apapun.berbeda dengan tukus-tikus kantoran jabatan dijadika kebutuhan peribadi, oleh karena itu mengapa ulamak mendidik santri agar negri ini tidak di kuasai antek-antek yang tidak paham agama.
PENULIS
SYAMSUL ARIFIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar